PERAN GURU SEBAGAI INSAN MULTIDIMENSI
Di dalam pembelajaran, baik itu
yang berorientasi pada teacher-centered ataupun student-centered, sesungguhnya
peran guru sangatlah unik dan bisa dikatakan tidak tergantikan. Peran guru
sebagai insan multidimensi dimana peranan teknologi untuk menggantikan
tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan pendidikan.
Berkaitan dengan peranan guru, Earl V. Pullias dan James
D. Young (1968) telah melahirkan karya yang cukup monumental yang ditulis dalam
bukunya yang berjudul A Teacher Is a Many Things. Menyimak buku tersebut
tercatat bahwa Guru
pada hakikatnya merupakan seorang manusia multidimensional. Pullias dan
Young mengutarakan beberapa karekteristik yang melekat pada seorang guru yang
unggul sebagai berikut :
1.
Guru sebagai
guru
Guru sebagai guru merupakan manusia unggul yang
mampu beradaptasi dan melakukan transformasi diri serta senantiasa bergelut
dari suatu perbaikan ke perbaikan yang lain. Tugas guru tersebut ialah
menerangkan ( eksplaining), memberi informasi, bertanya (asking ), menunjukkan
(demonstrating ), memberi tugas-tugas dan
menilai hasil tugas.
Seorang guru sebagai guru harus
mampu melaksanakan tips-tips seperti:
a. Memberikan contoh pembelajaran.
b. Nyatakan sesuatu yang dipelajari
dengan istilah-istilah yang sederhana.
c. Uraikanlah masalah-masalah menjadi
bagian yang sederhana.
d. Meletakkan bagian persoalan bersama-sama
sehingga seluruh masalah dapat dipahami dengan mudah.
e. Ajukan pertanyaan yang bermakna.
f. Bereaksilah ,tunjukan perhatian dan
kepedulian terhadap pertanyaan yang di ajukan siswa.
g. Dengarkanlah dan simaklah, biarkan
siswa menjelaskan kesulitan-kesulitan beljarnya, ciptakan suatu kondisi
sehingga terjadi diskusi yang hidup.
h. Beri inspirasi untuk meningkatkan
percaya diri siswa.
i.
Sediakan
fasilitas bagi kemungkinan munculnya berbgai cara pandang, lihat dan simaklah bahan ajar dari
berbagai aspek.
j.
Berilah
peluang bagi munculnya berbagai pengalaman belajar dari sesuatu yang sedang
dipelajari, artinya gunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan terbuka.
k. Ubahlah cara siswa menjelaskan
sesuatu sesuai dengan kemampuanya.
l.
Sajikan
pembelajaran yang menyenangkan.
2.
Guru sebagai teladan.
Guru merupakan model atau teladan
bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru.
Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat
sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau
mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru seperti : Sikap dasar, Bicara dan gaya
bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian,
Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup
secara umum perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta
didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri.
Guru yang
baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa
yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah.
Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak
mengulanginya
Agar
efektif sebagai teladan, ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan oleh guru,
yaitu
a. Sikap dasar, dalam menyelesaikan
masalah, yang penting dan berdampak kepada kesuksesan,kegagalan dan pembelajaran.
b. Kecakapan berbicara,termasuk
penggunaan intonasi dan pemilihan kata yang tepat.
c. Kebiasaan kerja (work habbit )
termasu konsistensinya kerapian dan
kedisplinan
d. Sikap terhadap kesalahan dan
pengalaman,baik yang dilakukan diri sendiri maupun oleh orang lain.
e. Pakaian, menampilkan cirri
kepribadian.
f. Hubungan antar manusia, terutama
terkait cara menangani emosi.
g. Model berfikir ( paradigma ),
terkait dengan cara pikiran bekerja bila menghadapi masalah ( problem posing.
h. Kebiasaan emosional.
i.
System
penilaian suka dan tidak suka,terkait dengan pembuatan keputusan dan penilaian
yang adil.
j.
Pertimbangan,
keterapilan yang digunakan didalam menilai berbagai jenis situasi.
k. Kesehatan, guru yang kompeten,
tetapi sering terganggu kesehatannya akan membuat penilaian siswa terhadapnya
menjadi surut.
l.
Gaya
hidup. Guru
yang baik bukan guru yang suka pamer kekayaan, pamer kesusessan dan terkesan
komsumeristik.
3.
Guru sebagai penasihat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga
bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat
dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta
didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam
prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai
orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami
psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
Untuk itu seorang guru harus mau terbuka dan mau berbagi,
tidak merasa risih dan terganggu karena dijaidikan tempat curhat oleh para
siswanya. Guru yang baik harus mengenal dan memahami karakter dan latar
belakang setiap siswa di kelasnya.
4.
Guru sebagai pemegang otoritas
Pemegang
otoritas adalah jabatan seorang guru saat ia di tugasi mengampu mata pelajaran tertentu atau
menjadi guru kelas dikelas tertentu. Guru sebagai pemegang otoritas tahu tentang
sesuatu yaitu pengetahuan tentang mata pelajaran yang diampunya, dan menyadari
sepenuhnya bahwa ia tahu tentang sesuatu itu. Guru sebagai
pemegang otoritas menguasai sepenuhnya materi bahasan yang menjadi tanggung
jawabnya dan tidak segan-segan untuk
selalu belajar manambah dan mengkinikan (updated) pengetahuannya. Guru yang memunyai keilmuwan seperti ini akan memberikan tiga manfaat kepada siswa
seperti:
a. Timbulnya Rasa yakin dan aman dari pembelajar
karena ia dipandu oleh orang yang kompeten.
b. Memberi motivasi yang kuat kepada
pembelajaran untuk tahu lebih banyak.
c.
Guru menjadi teladan tentang apa manfaat yang diraih dari belajar.
5.
Guru sebagi
pembaru
Setiap ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berkembang di saat ini adalah warisan karya agung
dari orang-orang di masa lalu. Dengan perkembangan jaman, guru harus
menerjemahkan sekaligus membahasakan berbagai karya IPTEK itu kepada murid
dengan gaya bahasa yang baru yang mudah dipahami oleh murid. Inilah yang
dimaksud guru sebagai pembaharu, guru harus memperbarui seluruh bahasa dari
karya manusia itu sehingga dapat dipahami lebih mudah oleh muridnya.
Perlu ditegaskan bahwa tugas guru adalah menyampaikan
kekayaan karya agung , warisan budaya dan hikmah kebijakan manusia di masa lalu
dengan suatu bahasa , dan istilah yang modren, istilah yang mudahdi pahami oleh
siswa pada masa ini.
6.
Guru sebagai pemandu
Pembelajaran merupakan suatu wisata, siswa adalah
pelancongnya dan guru adalah pemandunya. Sebagai pemandu guru menetapkan tujuan, arah dan aturan atau
ketentuan perjalanan sesuai
dengan kemampuan dan keinginan siswa. Tips yang harus dilakukan seorang guru
dalam memandu pembelajaran yaitu:
a.
Selalu
merencanakan tujuan program pembelajaran dengan baik.
b.
Berupaya
agar siswa dapat melaksanakan wisata pembelajaran dengan baik.
c.
Buatlah
wisata pembelajaran menjadi penuh makna.
d.
Penilaian harus bersifat autentik.
7.
Guru sebagai pelaksana tugas rutin
Guru
bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang
amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak
dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada
semua peranan. Adapun tugas rutin guru pada umumnya adalah :
a.
Merencanakan pembelajaran, menyiapkan
silabus dan menyusun rancangan pembelajaran.
b.
Tidak terlambat masuk kelas dan tidak
terlambat menghadiri rapat guru.
c.
Menulis catatan dan laporan dengan seksama
dan hati-hati.
d.
Menyusun kisi-kisi dan soal-soal,
melaksanakan ulangan, dan memberikan tugas.
e.
Membaca, mengomentari, dan menilai
tugas siswa.
f.
Masuk kelas secara teratur.
g.
Menetapkan batas waktu bagi tugas-tugas
siswa.
h.
Menetapkan kontrak belajar.
i.
Merencanakan pertemuan dengan orang tua
atau dengan siswa di liar jam belajar.
j.
Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran.
8.
Guru sebagai insan visioner
Guru adalah seorang visioner, yang memiliki visi pribadi
dan dituntut untuk mampu memberikan ilham atau petunjuk kepada siswanya agar
memiliki visi tentang kemuliaan dan kebesaran. Guru yang visioner harus mampu menyemaikan benih,
menumbuhkan dan mengembangkan
visi mulia semacam itu kepada siswanya.
Pembelajaran yang baik harus mendukung visi pendidikan
didalam memberdayakan, mengembangkan potensi dan memuliakan kehidupan peserta
didik nantinya. Guru yang visioner seharusnya mampu mempersiapkan anak didiknya
untuk meraih tahap memuliakan kehidupan para siswa di masa mendatang.
9.
Guru sebagai
pencipta
Guru adalah seseorang yang tumbuh dan berkembang menjadi
dewasa dan dibentuk oleh pengalamannya. Karena pengalaman selalu berubah, maka
sebagaimana orang dewasa, guru selalu diciptakan dan dibentuk oleh
kedewasaannya sendiri. Didalam
proses penciptanya, guru juga sedang membentuk, memengaruhi dan menciptakan
seorang anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Hal yang
perlu diperhatikan guru sebagai pencipta dan pembangun kreativitas murid ialah:
a. Kreatifitas adalah fitrah yang melekat pada manusia yang
diperoleh dari berguru dari alam sekelilingnya dan bersumber dari energi
kreatif yang tidak akan pernah habis sebagai anugrah dari Tuhan.
b. Bahasa adalah karya agung hasil kreativitas manusia yang
mamungkinkan bergulirnya berbagai jenis kreatifitas yang lain.
c. Agar tmbuh kreativitas, maka manusia harus saling berbagi
dalam hal kepercayaan, keyakinan, kebenaran, keindahan, kecantikan, kebaikan,
dan tujuan hidup.
d. Seluruh aktivitas guru hendaknya dipandu oleh motivasi
yang kuat untuk mewujudkan potensi kreatif dari seluruh pembelajaran.
e. Guru harus salalu membongkar dan menata ulang
pembelajaran kreatif, segingga kreativitas tidak pernah padam.
f. Situasi belajar harus diupayakan sebagai wahana pencarian
kreatif.
g. Walaupun kreativitas merupakan fitrah manusia, ia selalu
harus dilatih.
10.
Guru sebagai orang yang realistis
Dalam kehidupan sehari-hari, guru adalah seorang yang
berani menghadapi kenyataan. Walaupun guru sebagai seorang yang realistis,
namun ia juga percaya adanya kekuatan Tuhan diluar dirinya. Guru belajar untuk
memahami realitas dirinya sendiri maupun realitas yang terkait individu
muridnya. Guru yang realitas berarti menerima keadaan pembelajaran apa adanya
sambil selalu mencari jalan ke arah perbaikan –perbakan. Sebagai seorang guru
yang realistis, guru harus menyadari kenyataan bahwa :
a. Sebagian murid
tidak menaruh minat terhadap pembelajaran.
b. Kecakapan murid
dalam belajar amat bervariasi.
c. Hanya sedikit
murid yang mampu memandang secara objektif kemampuannya sendiri.
d. Pandangan siswa
sering tidak objektif, cendering hitam-putih, suka dan tdak suka.
e. Banyak siswa
yang tidak memiliki tujuan serta tidak memiliki gagasan mengapa mereka harus
berada dalam situasi belajar tertentu, sehingga mereka kurang perhatian.
11.
Guru sebagai penutur cerita
Sudah menjadi
sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan keberadaannya serta bagaimana
berhubungan dengan keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul
dalam lingkungannya dan berhubungan dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal
usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut menjadi alat
untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya
bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia. Cerita adalah cermin yang
bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati
bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan
gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang bisa
disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan
gagasan kehidupan di masa mendatang.
Sebaga seorang penutur cerita bukan berarti bahwa guru
harus bersikap sebagai orang dewasa yang otoriter dan suasana pembelajaran
menjadi kaku dan mencengkam. Guru tetap saja dapat mengembangkan suasana
pembelajaran yang demokratis dengan memberikan cerita cerita misalnya cerita
pahlawan.
Salah satu kualitas penutur yang baik adalah dia tau
bagaimana menerapkan pengalaman dan gagasan, memahami derajat perkembangan
intelektual, psikologis, dan moral dari pendengarnya. Dengan menuturkan
cerita-cerita, guru dapat membangkitkan gairah siswa, dan mempengaruhi pola
pikir siswa, penalaran, dan argumen bagi pandapatnya.
12.
Guru sebagai seorang aktor
Seorang aktor yang yang baik harus benar benar paham
skenario. Selain dituntut memiliki kemampuan akting ia harus menguasai
percakapan, gestur dan mimik secara selaras. Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak
terbatas pada materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang
kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan
merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Sebagai aktor, guru
berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan
kegiatannya. Tahun demi tahun sang actor berusaha mengurangi respon bosan dan
berusaha meningkatkan minat para pendengar.
13.
Guru sebagai pembongkar kemah
Hidup ini
selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan
dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru
yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta
didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta membantu
menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih
sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi
peserta didiknya.
14.
Guru sebagai peneliti
Guru adalah seorang
peneliti yang mencari tahu segala sesuatu. Ia tidak sekedar menyatakan bahwa ia
sedang mencari tahu sesuatu, tapi memang benar- benar mencari sesuatu. Pembelajaran merupakan seni, yang
dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi
lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya
melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti.
Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum diketahui
untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Sebagai orang yang telah
mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dikerjakan, yakni
penelitian.
Ada satu hal yang perlu di ingat,
jangan sampai guru menganggap bahwa yang diketahuinya sudah cukup, atau bahkan
lebih fatal lagi jika guru berpandangan bahwa ia sudah tah segala-galanya. Maka
sebenarnya ia sudah berhenti sebagai guru. Walaupun jabatannya masih guru, tapi
rohnya sebagai guru telah hilang.
15.
Guru sebagai penilai
Manusia adalah makhluk penilai, dengan demikian tugas
guru sebagai penilai tidak terelakkan lagi. Sebagai pengajar seorang guru lebih
berfokus pada situasi formal, tetapi sebagai pendidik guru harus menilai dalam
situasi formal, nonformal dan informal. Didalam melaksanakan penilaian guru
diwajibkan memahami murudnya, guru harus memahami posisi anak didiknya di dalam
kelas, di sekolah dan di keluarga ataupun di dalam masyarakat.
Banyak para guru dan serta praktisi pendidikan yang
lainnya lupa bahwa penilaian sesungguhnya, yang adil, adalah penilaian yang
dilakukan terhadap proses sekaligus produk hasil belajar. Satu hal yang patut
di ingat, jka kegiatan pembelajaran itu sendiri merupakan suatu penilaian, maka
tidak hanya aspek kerja sama, namun aspek keterampilan berkomunikasi,
keterampilan sosial, keterampilan berfikir, keterampilan hidup dan lainnya
dapat diamati dan dilaporkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa penilaian bermakna penilaian
yang terjadi pada saat guru bereaksi langsung pada siswanya sesuai dengan
kinerjanya masing-masing dalam proses pembelajaran. Yang terakhir, guru harus
selalu memperhatikan dan bertanggung jawab untuk melakukan penilaian tentang
apa yang dapat dilakukan atau apa yang harus dilakukan siswanya serta penilaiam
terhadap apa yang mungkin dilakukan oleh siswa.
KESIMPULAN
Di dalam pembelajaran, baik itu
yang berorientasi pada teacher-centered ataupun student-centered, sesungguhnya
peran guru sangatlah unik dan bisa dikatakan tidak tergantikan. Peran guru
sebagai insan multidimensi dimana peranan teknologi untuk menggantikan
tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan pendidikan.
Pullias dan Young mengutarakan beberapa karekteristik
yang melekat pada seorang guru yang unggul yang tertulis dalam bukunya yang
bejudul A Teacher Is a Many Things yaitu guru sebagai guru, guru sebagai
teladan, guru sebagai penasihat, guru sebagai pemegang otoritas, guru sebagai
pembaru, guru sebagai pemandu, guru sebagai pelaksana tugas rutin, guru sebagai
insan visioner, guru sebagai pencipta, guru sebagai orang yang realistis, guru
sebagai penutur cerita, guru sebagai seorang aktor, guru sebagai pembongkar
kemah, guru sebagai peneliti, dan guru sebagai penilai.
DAFTAR FUSTAKA
Suyono dan
Hariyanto. 2014. Belajar Dan Pembelajaran : teori dan konsep dasar.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
http://masbawonkasiono.blogspot.co.id/2015/06/belajar-dan-pembelajaran-
rangkuman.html
sangat bermanfaat, thx. Izin copas
BalasHapus