Minggu, 06 Maret 2016

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

PERAN  GURU  SEBAGAI  INSAN  MULTIDIMENSI

Di dalam pembelajaran, baik itu yang berorientasi pada teacher-centered ataupun student-centered, sesungguhnya peran guru sangatlah unik dan bisa dikatakan tidak tergantikan. Peran guru sebagai insan multidimensi dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.

Berkaitan dengan peranan guru, Earl V. Pullias dan James D. Young (1968) telah melahirkan karya yang cukup monumental yang ditulis dalam bukunya yang berjudul A Teacher Is a Many Things. Menyimak buku tersebut tercatat bahwa Guru pada hakikatnya merupakan seorang manusia multidimensional. Pullias dan Young mengutarakan beberapa karekteristik yang melekat pada seorang guru yang unggul sebagai berikut :

1.     Guru sebagai guru
Guru  sebagai guru merupakan manusia unggul yang mampu beradaptasi dan melakukan transformasi diri serta senantiasa bergelut dari suatu perbaikan ke perbaikan yang lain. Tugas guru tersebut ialah menerangkan ( eksplaining), memberi informasi, bertanya (asking ), menunjukkan (demonstrating ), memberi tugas-tugas dan  menilai hasil tugas.   Seorang guru sebagai guru harus mampu melaksanakan tips-tips seperti:
a.       Memberikan contoh pembelajaran.
b.      Nyatakan sesuatu yang dipelajari dengan istilah-istilah yang sederhana.
c.       Uraikanlah masalah-masalah menjadi bagian yang sederhana.
d.      Meletakkan bagian persoalan bersama-sama sehingga seluruh masalah dapat dipahami dengan mudah.
e.       Ajukan pertanyaan yang bermakna.
f.       Bereaksilah ,tunjukan perhatian dan kepedulian terhadap pertanyaan yang di ajukan siswa.
g.      Dengarkanlah dan simaklah, biarkan siswa menjelaskan kesulitan-kesulitan beljarnya, ciptakan suatu kondisi sehingga terjadi diskusi yang hidup.
h.      Beri inspirasi untuk meningkatkan percaya diri siswa.
i.        Sediakan fasilitas bagi kemungkinan munculnya berbgai cara pandang, lihat dan simaklah bahan ajar dari berbagai aspek.
j.        Berilah peluang bagi munculnya berbagai pengalaman belajar dari sesuatu yang sedang dipelajari, artinya gunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan terbuka.
k.      Ubahlah cara siswa menjelaskan sesuatu sesuai dengan kemampuanya.
l.        Sajikan pembelajaran yang menyenangkan.

2.     Guru sebagai teladan.
       Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru seperti : Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir,  Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri.

Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya

Agar efektif sebagai teladan, ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu
a.       Sikap dasar, dalam menyelesaikan masalah, yang penting dan berdampak kepada kesuksesan,kegagalan dan pembelajaran.
b.      Kecakapan berbicara,termasuk penggunaan intonasi dan pemilihan kata yang tepat.
c.       Kebiasaan kerja (work habbit ) termasu konsistensinya  kerapian dan kedisplinan
d.      Sikap terhadap kesalahan dan pengalaman,baik yang dilakukan diri sendiri maupun oleh orang lain.
e.       Pakaian, menampilkan cirri kepribadian.
f.       Hubungan antar manusia, terutama terkait cara menangani emosi.
g.      Model berfikir ( paradigma ), terkait dengan cara pikiran bekerja bila menghadapi masalah ( problem posing.
h.      Kebiasaan emosional.
i.        System penilaian suka dan tidak suka,terkait dengan pembuatan keputusan dan penilaian yang adil.
j.        Pertimbangan, keterapilan yang digunakan didalam menilai berbagai jenis situasi.
k.      Kesehatan, guru yang kompeten, tetapi sering terganggu kesehatannya akan membuat penilaian siswa terhadapnya menjadi surut.
l.        Gaya hidup. Guru yang baik bukan guru yang suka pamer kekayaan, pamer kesusessan dan terkesan komsumeristik.

3.      Guru sebagai penasihat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.

Untuk itu seorang guru harus mau terbuka dan mau berbagi, tidak merasa risih dan terganggu karena dijaidikan tempat curhat oleh para siswanya. Guru yang baik harus mengenal dan memahami karakter dan latar belakang setiap siswa di kelasnya.

4.     Guru  sebagai pemegang otoritas
Pemegang otoritas adalah jabatan seorang guru saat ia di tugasi mengampu mata pelajaran tertentu atau menjadi guru kelas dikelas tertentu. Guru sebagai pemegang otoritas tahu tentang sesuatu yaitu pengetahuan tentang mata pelajaran yang diampunya, dan menyadari sepenuhnya bahwa ia tahu tentang sesuatu itu. Guru sebagai pemegang otoritas menguasai sepenuhnya materi bahasan yang menjadi tanggung jawabnya dan tidak segan-segan untuk selalu belajar manambah dan mengkinikan (updated) pengetahuannya.  Guru yang memunyai keilmuwan seperti ini akan memberikan tiga manfaat kepada siswa seperti:
a.       Timbulnya Rasa yakin dan aman dari pembelajar karena ia dipandu oleh orang yang kompeten.
b.      Memberi  motivasi yang kuat kepada pembelajaran untuk tahu lebih banyak.
c.       Guru menjadi teladan tentang apa manfaat yang diraih dari belajar.

5.     Guru sebagi pembaru
Setiap ilmu pengetahuan  dan teknologi yang berkembang di saat ini adalah warisan karya agung dari orang-orang di masa lalu. Dengan perkembangan jaman, guru harus menerjemahkan sekaligus membahasakan berbagai karya IPTEK itu kepada murid dengan gaya bahasa yang baru yang mudah dipahami oleh murid. Inilah yang dimaksud guru sebagai pembaharu, guru harus memperbarui seluruh bahasa dari karya manusia itu sehingga dapat dipahami lebih mudah oleh muridnya.

Perlu ditegaskan bahwa tugas guru adalah menyampaikan kekayaan karya agung , warisan budaya dan hikmah kebijakan manusia di masa lalu dengan suatu bahasa , dan istilah yang modren, istilah yang mudahdi pahami oleh siswa pada masa ini.

6.      Guru sebagai pemandu
Pembelajaran merupakan suatu wisata, siswa adalah pelancongnya dan guru adalah pemandunya. Sebagai pemandu guru menetapkan tujuan, arah dan aturan atau ketentuan perjalanan sesuai dengan kemampuan dan keinginan siswa. Tips yang harus dilakukan seorang guru dalam memandu pembelajaran yaitu:
a.       Selalu merencanakan tujuan program pembelajaran dengan baik.
b.      Berupaya agar siswa dapat melaksanakan wisata pembelajaran dengan baik.
c.       Buatlah wisata pembelajaran menjadi penuh makna.
d.      Penilaian harus bersifat autentik.

7.     Guru  sebagai pelaksana tugas rutin
Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranan. Adapun tugas rutin guru pada umumnya adalah :
a.       Merencanakan pembelajaran, menyiapkan silabus dan menyusun rancangan pembelajaran.
b.      Tidak terlambat masuk kelas dan tidak terlambat menghadiri rapat guru.
c.       Menulis catatan dan laporan dengan seksama dan hati-hati.
d.      Menyusun kisi-kisi dan soal-soal, melaksanakan ulangan, dan memberikan tugas.
e.       Membaca, mengomentari, dan menilai tugas siswa.
f.       Masuk kelas secara teratur.
g.      Menetapkan batas waktu bagi tugas-tugas siswa.
h.      Menetapkan kontrak belajar.
i.        Merencanakan pertemuan dengan orang tua atau dengan siswa di liar jam belajar.
j.        Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran.

8.      Guru sebagai insan visioner
Guru adalah seorang visioner, yang memiliki visi pribadi dan dituntut untuk mampu memberikan ilham atau petunjuk kepada siswanya agar memiliki visi tentang kemuliaan dan kebesaran. Guru yang visioner harus mampu menyemaikan benih, menumbuhkan dan mengembangkan visi mulia  semacam itu kepada siswanya.

Pembelajaran yang baik harus mendukung visi pendidikan didalam memberdayakan, mengembangkan potensi dan memuliakan kehidupan peserta didik nantinya. Guru yang visioner seharusnya mampu mempersiapkan anak didiknya untuk meraih tahap memuliakan kehidupan para siswa di masa mendatang.




9.     Guru sebagai pencipta
Guru adalah seseorang yang tumbuh dan berkembang menjadi dewasa dan dibentuk oleh pengalamannya. Karena pengalaman selalu berubah, maka sebagaimana orang dewasa, guru selalu diciptakan dan dibentuk oleh kedewasaannya sendiri. Didalam proses penciptanya, guru juga sedang membentuk, memengaruhi dan menciptakan seorang anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Hal yang perlu diperhatikan guru sebagai pencipta dan pembangun kreativitas murid ialah:
a.       Kreatifitas adalah fitrah yang melekat pada manusia yang diperoleh dari berguru dari alam sekelilingnya dan bersumber dari energi kreatif yang tidak akan pernah habis sebagai anugrah dari Tuhan.
b.      Bahasa adalah karya agung hasil kreativitas manusia yang mamungkinkan bergulirnya berbagai jenis kreatifitas yang lain.
c.       Agar tmbuh kreativitas, maka manusia harus saling berbagi dalam hal kepercayaan, keyakinan, kebenaran, keindahan, kecantikan, kebaikan, dan tujuan hidup.
d.      Seluruh aktivitas guru hendaknya dipandu oleh motivasi yang kuat untuk mewujudkan potensi kreatif dari seluruh pembelajaran.
e.       Guru harus salalu membongkar dan menata ulang pembelajaran kreatif, segingga kreativitas tidak pernah padam.
f.       Situasi belajar harus diupayakan sebagai wahana pencarian kreatif.
g.      Walaupun kreativitas merupakan fitrah manusia, ia selalu harus dilatih.

10.                          Guru sebagai orang yang realistis
Dalam kehidupan sehari-hari, guru adalah seorang yang berani menghadapi kenyataan. Walaupun guru sebagai seorang yang realistis, namun ia juga percaya adanya kekuatan Tuhan diluar dirinya. Guru belajar untuk memahami realitas dirinya sendiri maupun realitas yang terkait individu muridnya. Guru yang realitas berarti menerima keadaan pembelajaran apa adanya sambil selalu mencari jalan ke arah perbaikan –perbakan. Sebagai seorang guru yang realistis, guru harus menyadari kenyataan bahwa :
a.       Sebagian murid tidak menaruh minat terhadap pembelajaran.
b.      Kecakapan murid dalam belajar amat bervariasi.
c.       Hanya sedikit murid yang mampu memandang secara objektif kemampuannya sendiri.
d.      Pandangan siswa sering tidak objektif, cendering hitam-putih, suka dan tdak suka.
e.       Banyak siswa yang tidak memiliki tujuan serta tidak memiliki gagasan mengapa mereka harus berada dalam situasi belajar tertentu, sehingga mereka kurang perhatian.

11.                         Guru  sebagai penutur cerita
Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya dan berhubungan dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia. Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di masa mendatang.

Sebaga seorang penutur cerita bukan berarti bahwa guru harus bersikap sebagai orang dewasa yang otoriter dan suasana pembelajaran menjadi kaku dan mencengkam. Guru tetap saja dapat mengembangkan suasana pembelajaran yang demokratis dengan memberikan cerita cerita misalnya cerita pahlawan.

Salah satu kualitas penutur yang baik adalah dia tau bagaimana menerapkan pengalaman dan gagasan, memahami derajat perkembangan intelektual, psikologis, dan moral dari pendengarnya. Dengan menuturkan cerita-cerita, guru dapat membangkitkan gairah siswa, dan mempengaruhi pola pikir siswa, penalaran, dan argumen bagi pandapatnya.

12.                         Guru sebagai  seorang aktor
Seorang aktor yang yang baik harus benar benar paham skenario. Selain dituntut memiliki kemampuan akting ia harus menguasai percakapan, gestur dan mimik secara selaras. Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang actor berusaha mengurangi respon bosan dan berusaha meningkatkan minat para pendengar.

13.                          Guru sebagai pembongkar kemah
Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi peserta didiknya.

14.                         Guru sebagai peneliti
       Guru adalah seorang peneliti yang mencari tahu segala sesuatu. Ia tidak sekedar menyatakan bahwa ia sedang mencari tahu sesuatu, tapi memang benar- benar mencari sesuatu. Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti. Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum diketahui untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dikerjakan, yakni penelitian

        Ada satu hal yang perlu di ingat, jangan sampai guru menganggap bahwa yang diketahuinya sudah cukup, atau bahkan lebih fatal lagi jika guru berpandangan bahwa ia sudah tah segala-galanya. Maka sebenarnya ia sudah berhenti sebagai guru. Walaupun jabatannya masih guru, tapi rohnya sebagai guru telah hilang.

15.                          Guru sebagai penilai
Manusia adalah makhluk penilai, dengan demikian tugas guru sebagai penilai tidak terelakkan lagi. Sebagai pengajar seorang guru lebih berfokus pada situasi formal, tetapi sebagai pendidik guru harus menilai dalam situasi formal, nonformal dan informal. Didalam melaksanakan penilaian guru diwajibkan memahami murudnya, guru harus memahami posisi anak didiknya di dalam kelas, di sekolah dan di keluarga ataupun di dalam masyarakat.

Banyak para guru dan serta praktisi pendidikan yang lainnya lupa bahwa penilaian sesungguhnya, yang adil, adalah penilaian yang dilakukan terhadap proses sekaligus produk hasil belajar. Satu hal yang patut di ingat, jka kegiatan pembelajaran itu sendiri merupakan suatu penilaian, maka tidak hanya aspek kerja sama, namun aspek keterampilan berkomunikasi, keterampilan sosial, keterampilan berfikir, keterampilan hidup dan lainnya dapat diamati dan dilaporkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa penilaian bermakna penilaian yang terjadi pada saat guru bereaksi langsung pada siswanya sesuai dengan kinerjanya masing-masing dalam proses pembelajaran. Yang terakhir, guru harus selalu memperhatikan dan bertanggung jawab untuk melakukan penilaian tentang apa yang dapat dilakukan atau apa yang harus dilakukan siswanya serta penilaiam terhadap apa yang mungkin dilakukan oleh siswa.







KESIMPULAN
Di dalam pembelajaran, baik itu yang berorientasi pada teacher-centered ataupun student-centered, sesungguhnya peran guru sangatlah unik dan bisa dikatakan tidak tergantikan. Peran guru sebagai insan multidimensi dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.
Pullias dan Young mengutarakan beberapa karekteristik yang melekat pada seorang guru yang unggul yang tertulis dalam bukunya yang bejudul  A Teacher Is a Many Things yaitu guru sebagai guru, guru sebagai teladan, guru sebagai penasihat, guru sebagai pemegang otoritas, guru sebagai pembaru, guru sebagai pemandu, guru sebagai pelaksana tugas rutin, guru sebagai insan visioner, guru sebagai pencipta, guru sebagai orang yang realistis, guru sebagai penutur cerita, guru sebagai seorang aktor, guru sebagai pembongkar kemah, guru sebagai peneliti, dan guru sebagai penilai.











DAFTAR FUSTAKA

Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar Dan Pembelajaran : teori dan konsep dasar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
http://masbawonkasiono.blogspot.co.id/2015/06/belajar-dan-pembelajaran- rangkuman.html

1 komentar: